Mesat ngapung
luhur jauh di awang-awang
Meberkeun jangjangna
bangun taya karingrang
Kukuna ranggoas
reujeung pamatukna ngeluk
Ngapak mega bari
hiberna tarik nyuruwuk
-(salah satu lagu tradisional)
Elang, burung
inspiratif yang satu ini berhasil mengalihkan perhatian kami. Burung elang merupakan burung yang gagah
perkasa. Burung yang terbang tanpa ragu melesat tinggi merentangkan sayapnya
jauh di awang-awang. Kukunya yang panjang dan paruhnya yang melengkung
menyongsong langit dengan cergas terbangnya. Burung ini telah mengajari kami
bagaimana kami harus dapat mentransofmasi diri demi menggapai masa depan yang
gemilang.
Sekedar prolog.
Singkat cerita, saya dan Tisna adalah dua sahabat yang sampai dengan detik ini
belum pernah sekali pun bertemu. Kami mulai mengenal satu sama lain via sosial
media ketika kami masih mengenyam di bangku sekolah menengah akhir. Tentu saja,
sekolah dan wilayah kami berbeda. Saya di Provinsi Banten, dia di Jawa Barat.
Namun, mungkin karena secara kesukuan kami hampir sama yakni sunda, kami mudah
untuk saling berbagi. Dan mulai hari itu sosial media juga sms telah membuat
kami saling mengenal serta saling berbagi satu sama lain. Ide-ide, pikiran,
semangat, motivasi, bahkan juga mimpi-mimpi telah kami exchange satu sama lain.
Saya masih ingat, mimpi kami waktu itu adalah
untuk bisa sama-sama masuk perguruan tinggi yang sama di Jawa Barat dan
beberapa mimpi kami untuk bisa berkeliling dunia bersama-bersama mengenalkan
negeri kami tercinta. Namun sayang pada akhirnya kami ditakdirkan untuk tetap
pada jalan hidup masing-masing. Saya di Jogjakarta sedangkan Tisna di Jatinangor.
Otomastis kami tetap tidak bisa saling bertemu, tidak bisa menyusun mimpi-mimpi
itu bersama-sama dalam kehidupan nyata.
Tidak terasa
persahabatan maya ini sudah berumur 4 tahun. Tentu dalam 4 tahun itu
persahabatan kami tidak berjalan mulus. Kami pernah lupa satu sama lain. Kami
pernah acuh tak acuh karena kesibukan kami masing-masing sampai pada akhirnya
kami merasa semangat-semangat, pikiran, motivasi dan mimpi-mimpi lalu yang
telah kami bangun hilang tergerus waktu dan kesibukan masing-masing. Terlebih
pada saya yang mulai merasakan kesulitan-kesulitan hidup di mulai dari tahun
2012 yang membuat keoptimisan dalam diri saya sendiri menghilang. Dan untuk itu
kami rasa kami harus kembali bertransformasi diri untuk benar-benar optimis
mewujudkan mimpi-mimpi kami yang lalu.
Kali ini kami
berniat kembali, untuk memulai dan
melanjutkan lagi mimpi-mimpi kami empat tahun lalu. Tentunya kami harap kali
ini bukan hanya sekedar angan-angan belaka. Kami ingin make it happen! Dan
untuk itu akhirnya kami mendapatkan sebuah filosofis baru, semangat baru,
simbol serta motivasi yang telah kami inovasi. Kami berpijak pada ranting pohon
yang kokoh, memulai mengepakan sayap, dan bersiap untuk terbang jauh seperti
Elang Jawa.
Mungkin banyak
sekali artikel di dunia maya yang memaparkan makna, simbol, filosis dari unggas
perkasa yang satu ini. Ya, Elang... (pertama, berbicara burung Elang secara
umum) berikut adalah yang telah saya dapatkan dari http://www.zonabisnis.com/engkau-tetap-garuda-ku/>
Burung elang bisa hidup sampai umur
70 tahun. Dimasa hidupnya, burung elang merupakan raja di udara. Tidak ada
hewan apapun yang bisa mengalahkan elang saat di udara. Itulah kenapa elang
disebut sebagai raja di udara. Tetapi pada saat usia burung elang tersebut
menginjak umur 40 tahun, maka penderitaan sangat diderita oleh nya. Bulu –
bulunya mulai rontok, paruhnya mulai runcing melengkung, kuku – kuku tajam di
jarinya mulai panjang dan melengkung.
Pada saat penderitaan tersebut,
elang diberikan 2 pilihan. Merana menangisi nasibnya dan tidak makan sampai
mati atau terbang tinggi ke atas gunung untuk melakukan perjuangan hidup. Tentu
saja burung elang akan berusaha sampai puncak gunung dan melakukan ritual
bertahan hidup. Apakah yang dilakukan burung elang di atas puncak gunung? Burung elang tersebut mematuk –
matukkan paruhnya ke batu gunung yang keras sampai paruh tuanya patah. Mencakar
– cakarkan kuku nya ke tanah tandus supaya kuku panjangnya patah dan
merontokkan bulu nya yang sudah tua. Tentu saja kondisi tersebut merupakan
kondisi yang sangat menyakitkan, tetapi itulah cara burung elang bertahan
hidup. Perjuangan memang menyakitkan.
Alhasil, kuku nya tumbuh lagi,
paruhnya tumbuh lagi dan bulunya tumbuh lagi menjadi kuku & paruh muda yang
kuat dan bulu – bulu indah yang siap bersahabat dengan angkasa.Setelah kondisi tersebut terjadi,
maka burung elang tersebut siap menaklukkan angkasa dan menjadi raja udara
lagi.
Dari filosofis
tersebut kami menjadikan Elang sebagai sumber inspirasi kami, sumber semangat
kami untuk bertransformasi diri yang lebih baru yang memiliki semangat hidup
dan terus berjuang demi masa depan yang gemilang.
(tentang Elang Jawa)
Karena ada beberapa
jenis elang kami pada akhirnya memilih Elang Jawa. Elang Jawa bagi kami
merupakan sumber inspirasi yang lebih spesifik lagi. Karena Elang Jawa merupakan
Elang yang ada di Indonesia. Identik dengan kami yang berasal dari pulau Jawa.
Kami akan seperti Elang Jawa yang mengepakan sayap kami ke seluruh dunia tetapi
tetap pada jati diri dan kebudayaan kami yakni Indonesia.